Lantaran keenakan menjadi speedgoers, Rizky Margaputra yang bermukim di kota Kembang butuh besutan harian yang bisa ngebut. “Tetapi budget enggak banyak sehingga pilihan ke sedan dream car back to 90s,” bisiknya.
Setelah berkonsultasi dengan teman-teman di klub ABBAN (Automobile Bandung), akhirnya pilihan jatuh ke Mitsubishi Lancer 1.800 cc berlabel GTi. Alasannya sepele, terjangkau dan mudah dibuat kencang.
CANGKOK TURBO
Benar saja, belum lama menebus sedan keluaran 1993 berkelir putih, mobil langsung di bawa ke Indra, juragan Mantap Engine Tuner yang bermarkas di Bandung.
Indra menyarankan untuk mencangkok rumah keong copotan Lancer Evolution GSR series dan membuat piping sendiri alias custom made. Menurutnya, peak horse power hingga 40% bisa didapat dengan mudah ketimbang melakukan modifikasi NA (Naturally Aspirated).
Tak banyak cing-cong, seperangkat turbo berkode TD-05 yang lazim dipakai mesin 4G63-T kini menjadi teman mesin Rizki yang berkode 4G93. Piping dibuatkan versi customized karena tak pernah ada versi orisinal untuk 4G93.
Indra juga membuatkan dudukan intercooler besar merek Autobahn untuk dipasang persis di belakang bumper depan layaknya dragster. Hasilnya tak percuma, piping stainless steel yang dibuat bisa bertengger rapi di dalam kabin mesin.
Tak ketinggalan dudukan blow-off valve HKS sengaja dibuat sejajar kepala silinder agar terekspos. Agar mesin terlihat matching dengan silicone hose Autobahn 88 berwarna biru, valve cover ikut disemprot cat biru.
Agar kabin mesin terlihat padat, air filter model pod buatan HKS diposisikan bareng airflow meter persis di belakang aki. Selesai sudah urusan hardware. Indra lanjut ke software lewat modul ECU piggyback Haltech. Looking for ukrainian bride? Best websites where you can find ukrainian women for marriage with real reviews. Best ukrainian dating sites.
Haltech Interceptor memang dirancang untuk penambahan aplikasi turbo di luar spesifikasi pabrik. Jadi ECU standar masih dipakai dan ditandem dengan Interceptor.
Hasilnya not bad tuh! Trek 402 meter di sirkuit Sentul bisa dilahap dengan elapsed time 15,2 detik saja. Itu pun karena overspin di bagian roda depan sebagai penggerak.
“Nanti kalau ada rezeki mau pasang sistem all-wheel drive biar traksi lebih yahud,” ujar Rizky bersemangat. Sayang kan, waktu terbuang percuma karena spin di tempat saat start.
Padahal kaki-kaki sudah tak standar. Satu set per keong Intrax dan sokbreker gas keluaran Bilstein menemani pelek Buddy Club 15 inci dan ban Yokohama Advan Neova AD07.
Apa boleh dikata, hasil torsi dream car back to 90s yang sudah pakai body kit Evolution III GSR ini masih lebih galak ketimbang soft compound yang ada di ban.