Tak pernah sekalipun terbersit di benaknya, pengalaman membesut sebuah sedan 4 pintu yang mampu menyemburkan tenaga 270-an dk dengan sekali injak pedal gas.
Saking penasaran, Mitsubishi Lancer Evolution VIII yang baru saja ditebus Asuk dari seorang teman, langsung dijajal setelah membayar tiket tol. “Mobil ini memang enak diajak akselerasi,” terangnya tanpa panjang lebar.
Namun pria bertubuh tegap ini terbilang seorang speedgoers. Belum lama berada di tangannya, sudah muncul rasa tidak puas. “Harusnya mesin seperti ini bisa lebih enak lagi,” gumamnya.
Niatan ini tercium oleh sobatnya yang juga punggawa bengkel modifikasi. “Mau dibuat spek berapa dk?” tantang Luckas, juragan rumah modifikasi Engine +. Diskusi cukup lama antar keduanya membuahkan hasil ‘mild modification’.
Mild yang berkonotasi sedang, mengindikasikan peningkatan tenaga tak harus 2 kali lipat. Bila saat keluar showroom, tenaga mesin di roda mencapai 275 dk, sekarang cukup dibuat sekitar 400-450 dk atau naik sekitar 170 dk.
Buat Asuk, peningkatan sebesar ini sudah lebih dari cukup mengingat mobil hanya dipakai untuk harian. Luckas segera memesan barang-barang yang diperlukan untuk Evo VIII berkelir merah ini.
Mulai dari intercooler HKS, turbocharger lebih besar, exhaust manifold Twin Scroll hingga otak pengatur suplai bahan bakar alias ECU (Engine Control Unit) yang mengandalkan produk Haltech Pro Plugin.
Satu persatu, performance parts yang mulai berdatangan dibuatkan dudukan yang kokoh berkonsep sleeper. “Bagaimana caranya barang-barang high performance tadi bisa terpasang dengan rapi tanpa harus membobok kap mesin atau engine bay,” jelas Luckas.
Termasuk diantaranya, membuatkan dudukan radiator aluminium Koyorod dengan jumlah ply lebih banyak. Buat Luckas, pekerjaan ini tak sekadar berurusan dengan hal-hal teknis melainkan banyak melibatkan unsur art.
Pengerjaan mesin yang membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan ini akhirnya membuahkan hasil tidak mengecewakan. Bila mata melongok ke dalam engine bay, tak ada kesan pemasangan parts atau komponen yang tumpang tindih.
Sekarang tinggal melakukan tuning dengan bantuan dyno bench. Luckas menggandeng Ovi Sardjan dari PT. Kathulistiwa Surya Nusa di bilangan Pramuka, Jaktim.
Luckas dan Ovi perlu kerjasama yang apik dalam melakukan tuning agar tenaga maksimal bisa direngkuh. Mulai dari ECU hingga boost controller semuanya bersifat adjustable. Run test satu demi satu dilakukan sampai akhirnya mesin mencatat angka 450 dk.
“Ini baru mobil,” puas sang pemilik yang sebelumnya membesut Evo-IV ini – Mitsubishi Bandung